Keberadaan Hama Aphis gossypii Dan Gejala Virus Pada Tiga Varietas Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Di Sembalun Lombok Timur
Diterbitkan:
2025-08-26Terbitan:
Vol 1 No 2 (2025): JOURNAL OF MULTIDISCIPLINARY SCIENCE AND NATURAL RESOURCE MANAGEMENT (ON PROGRESS)Kata Kunci:
Solanum tuberosum L, A.gossypii, Potato Virus Y, kerapatan trikoma, serangan hamaArtikel
Unduhan
Cara Mengutip
Abstrak
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas hortikultura penting dengan nilai ekonomi tinggi dan potensi mendukung diversifikasi pangan. Namun, produktivitas kentang di Indonesia masih rendah akibat serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), salah satunya kutu daun (Aphis gossypii), yang dapat menjadi vektor penyakit virus seperti Potato Virus Y (PVY). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan hama A. gossypii, intensitas serangan, serta gejala infeksi virus, kerapatan trikoma,dan hasil pada tiga varietas kentang: Chitra, Titan, dan Granola. Penelitian dilaksanakan di Sembalun, Lombok Timur, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga perlakuan dan enam ulangan. Data dianalisis menggunakan ANOVA dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) 5% serta analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan keberadaan hama A. gossypii dan intensitas serangan serta gejala virus yang ditularkan pada tiga varietas tanaman kentang. Populasi dan intensitas serangan hama A. gossypii tertinggi terdapat pada varietas Granola dengan nilai populasi 12,98 individu/minggu dan intensitas serangan 6,34%/minggu, sedangkan populasi dan intensitas serangan hama A. gossypii terendah yaitu pada varietas Titan dengan nilai populasi 9,78 individu/minggu dan intensitas serangan 2,48%/minggu. Diduga varietas Titan kurang disukai oleh hama A. gossypii ditunjukkan dengan kerapatan trikoma daun paling tinggi yaitu 10,83 trikoma/minggu. Gejala infeksi virus Potato Virus Y ditemukan pada varietas Chitra dengan intensitas 0,41%. Pada hasil jumlah dan berat umbi tertinggi didapatkan pada varietas Titan yaitu 6,15 umbi/tanaman dan 1.233 g/tanaman, diikuti dengan varietas Chitra yaitu 5,23 umbi/tanaman dan 977 g/tanaman, sedangkan terendah pada varietas Granola yaitu 4,04 umbi/tanaman dan 473 g/tanaman.Referensi
Abadi, L. A. (2003). Ilmu penyakit tumbuhan II. Bayumedia. Malang.
Ahmad, N., & Iskandar. (2020). Metode forward chaining untuk deteksi penyakit pada tanaman kentang. JINTECH: Journal of Information Technology, 1(2), 7–20. https://doi.org/10.22373/jintech.v1i2.592
Anggraini, F. (2016). Intensitas serangan Potato Virus Y (PVY) pada produksi benih pokok (G3) kentang (Solanum tuberosum L) varietas Granola-L di Sembalun Lombok Timur. [Skripsi, unpublished]. Fakultas Pertanian. Universitas Mataram. Indonesia.
Ardani, P. D., Suminarti, N. E., & Nugroho, A. (2017). Respon tanaman kentang hitam (Solenostemon rotundifolius) pada berbagai jumlah dan frekuensi pemberian air. Jurnal Biotropika, 5 (3), 119-132. https://doi.org/10.21776/ub.biotropika.2017.005.03.11
Badan Pusat Statistik, (2024). Luas panen, produksi dan produktivitas kentang. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Jakarta.
Burke, L., & Spalding, A.P. (2012). Reefs at risk revisited in the coral triangle. World Resources Institute. Washington
Boiteau, G., Singh, M., Nie, X., & Moreau, G. (2020). Aphid transmission of Potato virus Y: Effects of vector efficiency and plant resistance. Plant Disease, 104(5), 1327–1334. https://doi.org/10.1094/PDIS-08-19-1803-RE
Daud, I.D. (2012). Kepadatan populasi dan intensitas serangan Eromocaris sp. (Kepik Hitam) pada tanaman padi Kec. Pinrang. Repotary.unhas.ac.id
Fathoni, A., Suwandi, S., & Hasyim, A. (2018). Evaluasi pertumbuhan dan hasil beberapa varietas kentang (Solanum tuberosum L.) pada dua lokasi dataran tinggi di Sumatera Barat. Jurnal Hortikultura Indonesia, 9(2), 85-93. https://journal.ipb.ac.id/index.php/jhi/issue/view/2318
Gomez, K. A., & Gomez, A. A. (1984). Statistical Procedures for Agricultural Research (2nd ed.). John Wiley & Sons.
Hanafiah, K.A. (2010). Rancangan percobaan. Universitas Sriwijaya. Palembang
Herlinda, S., Prabawati, G., Pujiastuti. Y., Susilawati., Karenina, T., & Hasbi. (2020). Herbivore insects and predatory arthropods in freshwater swamp rice field in South Sumatra, Indonesia sprayed with bioinsecticides of entomopathogenic fungi and abamectin. Biodiversitas, 21, 3755–3768. https://doi.org/10.13057/biodiv/d210843
Jasmi., Sulistyaningsih, E., & Indradewa, D. (2013). Pengaruh varietas umbi terhadap pertumbuhan hasil dan pengembangan bawang merah (Allium cepa l. Agrregatum Group) di dataran rendah. Ilmu Pertanian, 16 (1), 42-47. https://doi.org/10.22146/ipas.2525
Karjadi, A.K. (2016). Produksi benih kentang (Solanum tuberosum L.). Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Bandung.
Maharani, Y., Maryana, N., Rauf, A., & Hidayat, P. (2018). Kutudaun (Hemiptera: Aphididae) pada gulma di sekitar lahan pertanian di Jawa Barat. Jurnal Entomologi Indonesia, 15(2), 74–84. https://doi.org/10.5994/jei.15.2.74
Meilin, A. (2014). Hama dan penyakit pada tanaman cabai serta pengendaliannya. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi. http://jambi.litbang.pertanian.go.id/ind/images/PDF/14bookcabe.pdf. Diakses Tanggal 26 September 2024.
Mulyono, D., Syah, M. J. A., Sayekti, A. L., & Hilman, Y. (2017). Kelas benih kentang (Solanum tuberosum L.) berdasarkan pertumbuhan, produksi, dan mutu produk. J. Hort. Indonesia, 27(2), 209–216.
Nietupski, M., Słomińska-Walkowiak, R., & Szymczak-Nowak, J. (2022). Effect of aphid foraging on the intensity of photosynthesis and transpiration of selected crop plants in its early stages of growing. Agronomy, 12(6), 1289.
Parajulee, M. N. (2013). Effect of temperature on the biology of Aphis gossypii on cotton. Journal of Pest Science, 86, 167–172.
Prabawati, G., Herlinda, S., & Pujiastuti, Y. (2019). The abundance of canopy arthropods in south sumatra (Indonesia) freshwater swamp main and ratooned rice applied with bioinsecticides and synthetic insecticide. Biodiversitas, 20, 2921–2930.
Radcliffe, E. B., & Ragsdale, D. W. (2002). Aphid-transmitted potato viruses: The ecology and control in seed potato production. Annual Review of Entomology, 47, 437–461. https://www.annualreviews.org/doi/10.1146/annurev.ento.47.091201.145300
Rahayu, E. S., (2020). Aktivitas harian dan dinamika populasi hama pada tanaman hortikultura. Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika, 20(1), 15–22.
Riyanto, R., Djunaidah Zen, & Zainal Arifin. (2016). Studi biologi kutu daun (Aphis gossypii Glover) (Hemiptera: Aphididae). Jurnal Pembelajaran Biologi, 3(2), 145–151. ISSN 2355-7192
Rizki, M., & Rinie, P. P. (2023). Pengaruh cekaman kekeringan terhadap stomata dan trikoma pada daun Tanaman semangka (Citrullus lanatus). Jurnal Lentera Bio, 12(3), 258-272.
Sarjan, M., Fauzi M.T., & Thei R.S.P. (2020). Pengaruh keberadaan musuh alami terhadap populasi kutu kebul (Bemisia tabaci) pada tanaman kentang. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 3(2), 508-514. https://doi.org/10.29303/jpmpi.v3i2.508
Sarjan, M., & Isman, S. (2014). Karakteristik polong kedelai unggul yang terserang hama penghisap polong (Riptortus linearis) pada kondisi cekaman kekeringan. Jurnal Lahan Suboptimal, 3(2), 168-180. https://journal.ipb.ac.id/index.php/journal/article/view/15463
Sarjan, M., & Nikmatullah, A. (2019). Potensi hama penghisap daun sebagai vektor penular penyakit virus pada tanaman kentang. Duta Pustaka Ilmu. Mataram.
Sarjan, M. (2012). Pengendalian hayati dan pengelolaan habitat serangga hama. Agro Puji Press Mataram. Lombok.
Sembel, (2014). Serangga-serangga hama tanaman pangan umbi dan sayur. Banyumedia Publishing. Malang.
Sembel, D. T. (2018). Entomologi pertanian. Yogyakarta: Andi.
Sunarjono, H. (2004). Petunjuk praktis budidaya kentang. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Untung, K. (2001). Pengantar pengelolaan hama hama terpadu. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Wahyuni, S., Dewi, V.P., & Hindun, I. (2015). Studi trikoma daun pada famili solanaceae sebagai sumber belajar biologi. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 1(2), 209-218. https://doi.org/10.22219/jpbi.v1i2.3332
Yadav, R. K., Jayanthi, P.D.K., Kumar, M.S.P. Kumar, K.V. Rao, K.M. Reddy. (2019). Screening chili genotypes for whitefly (Bemisia tabaci Genn.) resistance: a vector for chili leaf curl virus. Int. J. Chem. Studies. 8:971979.
Biografi Penulis
Zaenul Muhdar, Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram, 83115 Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia
Muhammad Sarjan, Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram, 83115 Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia
Aluh Nikmatullah, Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram, 83115 Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Zaenul Muhdar, Muhammad Sarjan, Aluh Nikmatullah

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.



